• blog

    Dua Cara Menghasilkan Uang Sambil Rebahan

    Pasti ada aja tetangga yang kaypoh mempertanyakan si X atau Y keliatan di rumah aja, nggak punya pekerjaan yang jelas – tapi kok masih punya duit ya. Masih bisa traveling, atau backpacking dalam dan luar negeri. Padahal kerjaannya gak jelas, jangan-jangan melihara babi ngepet.

    Iiihh!!

    Padahal, di era digital ini, menghasilkan uang tidak harus ngantor. Ketika dunia sudah berada dalam genggaman dengan yang namanya smartphone, menghasilkan uang bisa sambil rebahan. Ada banyak cara menghasilkan uang tanpa harus meninggalkan rumah sebelum matahari terbit dan pulang ke rumah setelah matahari terbenam.

    Salah satunya yang akan saya bahas di sini menghasilkan uang dengan cara mengisi survei.

    Apa itu survei? Yakin ini bukan penipuan? Atau lagi, apa mengisi survei itu Halal??!!

    Kalau pernah menjadi seorang akademia, atau pernah berkerja di Academic Research, –  survei merupakan kata kunci yang tidak terpisahkan dari akademia, profesor dan dunia riset.

    Sederhananya, survei merupakan metode pengumpulan data untuk mengambil keputusan dalam sebuah riset. Data-data dari hasil survei akan dievaluasi oleh para peneliti apakah itu tentang pemasaran, consumer bahavior, penyakit dan sebagainya. Karena peneliti membutuhkan data yang valid dan kredibel bukan data abal-abal atau ngarang indah ya.

    Mengisi survei tentunya membutuhkan waktu, biasanya sekitar 10 sampai 30 menit. Karena waktu adalah uang, platform penyedia survei di internet akan membayar pengisi survei. Sebagian besar platform penyedia survei online berbayar ini dari luar negeri, mereka akan membayar lewat PayPal dan dalam USD. Whoaaa… karena nilai rupiah sekarang sangat lemah ke USD, lumayan juga nerima Dolar Amerika di Bank tanpa mengeluarkan modal.

    Eits, hati-hati juga lho. Banyak juga platform survei yang ribet dan buang-buang waktu kita. Maksudnya, dalam mencairkan dana harus menunggu sekian dolar dulu yang bikin pengisi survei kehilangan hasrat karena bosan menunggu limit pembayaran. Tentunya selalu ada penyedia survei yang nge-prank pengisi survei seperti ini. Mungkin di topik selanjutnya saya akan bahas platform survei berbayar yang licik ini. Merasa dikerjain ketika dana sulit dicairkan, oh man, you’re f*cking waste of my time.

    Di artikel ini, saya akan berbagi pengalaman selama mengisi survei berbayar di internet. Sejauh ini, ada beberapa platform survei berbayar favorit yang sering saya ikuti, dan terbukti membayar bukan hanya memberikan harapan palsu.

    Dua survei berbayar yang legit:

    AttaPoll Ltd merupakan perusahaan survei yang bermarkas di London, Inggris, berdiri tahun 2016. AttaPoll ini menjadi platform survei yang sering saya ikuti. Karena paling gampang menghasilkan recehan dolar di platform ini dibandingkan yang lainnya. Bayangkan, bangun tidur ketika lagi duduk di toilet menyelesaikan rutinitas harian membersihkan isi perut dari proses metabolisme, kadang saya mendapatkan US$ 1 sampai $2. Di awal-awal saya hanya mendapatkan survei di bawah US$ 1, tapi sepertinya semakin sering kita mengisi survei ini, kita akan mendapat tawaran untuk mengisi survei yang nilainya lebih tinggi. Tidak membutuhkan lama dalam mengisi survei ini, hanya sekitar 10 – 20 menit duduk di toilet pagi hari, atau kadang sebelum tidur.

    AttaPoll hanya tersedia dalam bentuk aplikasi, jadi hal pertama yang kita lakukan adalah mengunduh aplikasi AttaPoll dari tombol dibawah ini:

    Setelah aplikasi diunduh di smartphone, hal yang dilakukan: melengkapi profil, jangan lupa mengisi data-data yang ditanyakan. Ada banyak topik yang sebaiknya dilengkapi dari topik tentang education, healthcare, media, travel dan masih banyak lagi.

    Semakin lengkap kita mengisi data, semakin tinggi kesempatan mendapat undangan survei. Jangan lupa mengaktifkan notifikasi, jadi ketika ada survei kita akan dikirim pemberitahuan lewat aplikasi.

    AttaPoll tidak perlu menunggu sampai US$ 10 untuk mencairkan dana dan dana yang dicairkan berupa uang, bukan voucher atau Bitcoin. Ketika pendapatan dari mengisi survei mencapai US$ 3 dolar, kita bisa mencairkannya melalui PayPal. Atau, kalau mau beramal, juga bisa didonasikan 🙂

    AttaPoll

    Mobrog merupakan perusahaan riset pemasaran dari Jerman yang berkerjasama dengan lebih dari 60 negara. Untuk Asia Tenggara termasuk Indonesia, Malaysia dan Singapura. Bicara tentang Jerman atau Uni Eropa lainnya, mereka sangat ketat dalam menjaga perlindungan data. Jadi tidak perlu khawatir, data-data atau survei kita isi akan menjadi anonymous.

    Mobrog bisa diakses dari Google Aplikasi dan browser, tapi menurut saya tidak ada bedanya antara aplikasi dan browser karena survei juga bisa diakses di browser. Daripada memperbanyak aplikasi di smartphone, lebih baik akses dari browser saja. Setelah pendaftaran dan pengisian data selesai, Mobrog akan selalu mengirim tautan undangan survei serta berapa jumlah uang yang akan kita dapat kalau berhasil menyelesaikan survei. 

    Pertama-tama, silahkan mendaftar dari tombol dibawah ini:

    Hanya membutuhkan USD 6.25 untuk bisa mencairkan uang yang kita peroleh dari Mobrog. Kadang saya mengisi survei saat gabut atau saat lagi bengong di MRT, atau menunggu boarding pass ketika lagi traveling. Nothing to lose, kan? 

    Yang lebih menarik dari Mobrog, pengisi survei tidak hanya mendapat uang dari mengisi survei. Kalau beruntung, kita juga berkesempatan mendapat 100 Euro lottery atau lotre yang diundi secara acak. Peserta yang beruntung akan diberitahu lewat email oleh Mobrog. 100 Euro setara dengan Rupiah 1.6 juta. WOW.

    Eits, apakah ini judi, kan lotere. Menurut saya sih tidak, karena lottery di sini berupa undian. Hadiah yang kita dapat dari diundi tanpa mengeluarkan uang serperser pun, kecuali kalau kita hitung biaya pulsa 🙂

    Transaksi menjadi judi kalau kita mengeluarkan sekian uang dan mempertaruhkan uang tersebut untuk mendapat keuntungan yang belum pasti. 

    mobrog lottery
    dasda

    Untuk mendaftar di Mobrog ini, ada lagi cara yang lebih mudah dengan QR code dibawah ini.

    Tentang Survei Berbayar

    Sebetulnya ada beberapa survei berbayar lainnya yang legit, tapi akan saya ulas di artikel-artikel berikutnya dari platform yang hanya membuang-buang waktu sampai platform survei yang terbukti membayar. Saya mengikuti survei hanya untuk mengisi waktu luang ketika mau tidur, di toilet atau ketika sedang terjebak macet atau menunggu boarding pesawat. 

    Lumayan kan, ketika scrolling down TikTok kita nggak dapat apa-apa. Berpartisipasi di survei berbayar kita mendapatkan recehan dolar dengan hanya meluangkan waktu beberapa menit. Disamping itu, mengisi survei ini bisa melatih ketajaman otak seperti mengisi TTS. Kenapa begitu??

    Ketika mengisi survei, mau nggak mau, kita harus membaca baik-baik pertanyaan dari survei dan menjawab pertanyaan, yang dibutuhkan hanya kemauan membaca. Dengan membaca, kita melatih otak untuk fokus dan memahami apa yang ditanyakan atau promotes comprehension. Kegiatan seperti ini bagus daripada menonton visual image di TikTok karena otak kita hanya menerima, tidak memproses informasi. Hal menarik lainnya, berdasarkan topik yang diikuti, kita mendapat sedikit gambaran proses pengumpulan data kualitatif dari para peneliti yang akan mengolah data yang kita bagikan secara sukarela. 

    Saran saya dalam mengisi survei berbayar dengan menjawab pertanyaan dengan jujur. Oh ya, hindari memakai VPN, karena kemungkinan bisa didiskualifikasi dari survei. Dan misalnya kalau platform mencium kebohongan, atau jawaban yang kita berikan tidak konsisten resikonya kita akan susah mendapat undangan survei akan datang.

    Dan perlu diingat, tujuan dari mengisi survei bagi platform penyedia survei berbayar mendapatkan data untuk kebutuhan riset apakah mereka bekerjasama dengan perusahaan, universitas atau laboratorium, jadi ada baiknya kita mengisi survei dengan kejujuran sehingga keputusan yang mereka dapati akan menjadi lebih efektif. 

    Paypal

    Bagi yang belum punya akun PayPal tinggal mendaftar melalui website PayPal. Syarat utama hanya akun email, nomor HP aktif dan nomor rekening bank lokal.

    PayPal ini bukan bank tapi seperti wesel ketika zaman sebelum internet. PayPal hanya perantara tempat uang kita dibayar. 

    Selamat mengisi kegabutan dengan mengisi survei 🙂

  • sunrise chiang mai
    Asia,  blog,  Thailand

    Running Routes in Chiang Mai


    I was on a short trip to Chiang Mai, Thailand, and only spent my days exploring the city center, night market, and eating. I stared at my reflection on the mirror, it gave me a brief flashback of when I was eating pad Thai, Thai basil chicken, tom yum, sticky rice, omelets, and other snacks. I felt guilty and realized, that the combo of holiday and Thai Food make me fat, especially around the belly part.

    I gained some weight during my short trip and I decided to go for a morning run before I left the country.

  • mosque shiraz
    Asia,  blog,  Iran

    First Impression of Iran

     

    Before I go any further, my first impression of Iran is beyond my expectation. Iran is a mysterious and misunderstood country. You might get bored hearing travel bloggers who write about Iran for the first time, and receive similar reactions; friends, family, and colleagues ask them; why the hell do you go to Iran?

    Some might think Iran is Iraq, but they can’t differentiate between Iran and Iraq. Iran is one of the new places I visited and felt so much safe, people are super friendly. They will smile at you and greet you with this simple sentence: Welcome to Iran, Welcome to Isfahan. Welcome to Shiraz!! And when you get lost, they will escort you to find the way to your destination.

    Iran is the country I want to visit again but maybe when the weather is not cold or hot. I want to know more about Iran. So far, Iranians I met on the road were very open-minded, knowledgeable, and curious about the world.

  • Imam Khomeini Metro Station
    Asia,  blog,  Iran

    Drama Menuju Iran

    Politik yang Bergejolak

    down with usa

    Tiga hari sebelum keberangkatan ke Iran, terdengar berita kalau negara ini sedang demonstrasi besar-besaran di beberapa kotanya. Malah Donald Trump di tiap cuitannya memanas-manasin keadaan di Iran, membuat suasana semakin keruh dan tak jelas. Belum lagi pendukung Trump garis keras gemar menyebarkan berita dan foto palsu tentang keadaan Iran di sosial media, membuat Iran seolah-olah sedang bergejolak, padahal foto yang disebarkan bukan foto sebenarnya. Melainkan foto demonstrasi di Bahrain beberapa tahun yang lalu. Yang tadinya demonstrasi tentang kenaikan harga barang, tiba-tiba berita yang tersebar tentang menuntut pemerintahan sekuler.

    Meskipun tiada keraguan untuk membatalkan tiket, namun ada drama lain yang bikin saya panik, malahan kepanikan akan suasana demonstrasi di Iran terlupakan, topik paniknya berganti ke masalah visa. Salah seorang teman nyeletuk, meski paspor Indonesia hanya membutuhkan VoA, tapi kita juga harus mendaftar online dan dapat track code untuk ditunjukkan ke petugas VoA di imigrasi. Tidak lebih dari 50 jam menuju Iran, Saya akhirnya mulai panik.

    Visa Drama

    Menjelang pukul 2 dini hari kalang kabut mengisi form di website untuk e-visa. Pastinya dalam keadaan ngantuk dan harus bangun pagi untuk ngantor. Keesokan harinya menjelang makan siang, sebuah email mendarat yang isinya mengecewakan.

    Your visa application has been rejected.

    Reason for rejection: Please apply via travel agency.

    Your sincerely,

    Department of Electronic Visa,

    Ministry of Foreign Affairs.

    Islamic Republic of IRAN “

  • Asia,  blog,  Europe,  Indonesia,  Padang,  the Netherlands,  Travel

    The Explorer

    The Story Begins

    I’ve been traveling before I realized I was traveling, that is when I was 2 months old. I was born in the capital of Indonesia, Jakarta. However, I am originally from West Sumatra, – located on the western part of Sumatra Island, almost 2 hours by plane from Jakarta, or 30 hours by bus or car across the fifth biggest island in the world named Sumatra, then take a 2-hour ferry to land on Java Island, it’s not finished yet. Still, there’s around 3 3-hour road trip to reach Jakarta city.

    After 2 months of giving birth, my mom brought me back to West Sumatra by plane. It was my first flight experience, and I only heard my mom’s story, of course, I can’t remember anything from my first flight since I was still a newborn baby.

  • dessert krabi
    Asia,  blog,  Thailand,  Travel

    Foodporn in Krabi


    I traveled to Krabi, Thailand during the wet season. It might be very depressing when you visit a place with beautiful beaches, but the dark cloud always blanketed the sky. There was no sunbathing or playing with water on the beach, the worst thing was no blue sky and the sun at all.

    Besides disturbing for taking photos, bad weather is not a BIG deal for me. Luckily, I’m not a beach person and Krabi is not only beaches, limestone mountains, diving, numerous caves and waterfalls, and hiking.

    No, no. Krabi is also famous for its tempting cuisine. They have a cooking course for tourists which I want to join on my next visit. Even though Thailand is not a giant country, when it comes to food, there’s a multicultural touch in its cuisine. Thailand has great cuisine, and the taste is different from northern and southern cuisine. Now, you get what I mean.

  • dancers in bayon temple
    Asia,  Cambodia,  Travel

    Siem Reap in a Nutshell


    After a 6-hour road trip from Bangkok to Siem Reap and arriving in the evening, I’d never thought that Siem Reap was more developed and cleaner than the villages we passed along the journey from Poipet.

    A touristy city, small and enough to get around on foot or bicycle, clean, tuk-tuks, markets, and locals speaking good English is my first impression of Angkor Wat city. Then, the journey begins.

  • blog,  Europe,  the Netherlands

    Hageslag, Drop and Dutch

    Besides Raw Herring, the Dutch have another unique concept of bread. Meanwhile, the rest of the world eats bread topped with peanut butter, jam, Nutella, butter, and slices of tomatoes or bacon, honey, or salad. The Dutch eat bread topped with Hagelslag.

    What is HAGELSLAG??

    Choco sprinkles is called hagelslag in the Netherlands. And don’t be surprised, eating bread with sprinkles is not only in the Netherlands. Indonesia and the Netherlands share a special relationship during their colonial interaction for centuries, so, it also applies in Indonesia.

    In Indonesia, we don’t call it Hagelslag, but we call it Meises derived from the muisjes word in Dutch which means little mice. Little Mice?? The Dutch named it. Sounds weird, huh?? It’s Dutch, by the way … If it’s just normal and not weird, then it is not Dutch, Whooopsie!!!!

    However, I have a unique hagelslag experience in this Dutch/Indonesian way. When I moved to Singapore to continue my studies in 2004, I became so confused, how come it seemed so hard to find Choco Sprinkles in supermarkets or grocery stores, especially in the Bread or Breakfast section? I had to ask the shopkeeper then they led me to the baking aisle, not too far from the flour, chocolate chips, cocoa, and sugar.

    I found it funny, so, only in Indonesia and the Netherlands we can find sprinkles on the bread section along with jam and Nutella?? Even Germany, the closest neighbor doesn’t have this habit, they have their version of eating bread. Outside Indonesia & the Netherlands, people use sprinkles for ice cream, cake, or donuts, For Indonesian and the Dutch, we eat sprinkles with bread and butter for breakfast or meal.