stalker
blog

Membedah Kejulidan Netizen

Hello guys, tiba-tiba gue punya ide untuk #BeattheBullies series ini, – bagaimana kalau gue bikin beberapa artikel yang bahasanya jauh lebih santai, Lo – Gue, dan tidak lebih dari 1000 kata per artikel. Penggunaan Lo – Gue emang agak tersegmentasi karena gak semua pembaca akan nyaman dengan Lo – Gue.  Sesi tulisan ini akan gue beri judul Membedah Kejulidan Netizen. Karena, banyak banget sih guys sampai I don’t know where to begin.

So, benar-benar nggak nyangka kalau tahun 2023 ini akan menjadi tahun yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Ternyata gue mulai punya serious haters, stalkers serta digibahin netizen. I am not sure whether to laugh or to cry, it’s just a mixed feeling. Karena, gue ini siapa sih?? Followers Twitter gue hanya 2000an, itu pun hasil follow for follow sesama travel bloggers around the world. Followers gue bukan dari hasil tweet gue jadi viral atau pansos. No-no… I avoid conflict. Kehidupan offline gue udah banyak unsolved issues – ngapain gue nambah2in masalah di dunia online.

Mungkin ya, kalau gue seorang social media influencer, atau selebriti tweet dan kemudian punya haters mungkin masuk akal – dan kadang influencer atau selebriti juga punya pasukan yang akan membela si selebriti/influencer ini, bisa menciptakan konflik horizontal. Sedangkan gue guys, I’m just nobody. Gue GAK punya pasukan dalam jumlah banyak yang akan membela gue dari bully netizen lain. Untungnya ada beberapa random netizen yang simpati dan membantu gue memberikan info-info tertentu tentang manusia-manusia jahat ini. Terimakasih ya.

Yah. minimal, akhirnya gue jadi merasakan oh gini ya rasanya jadi Syahrani atau Luna Maya, I maybe know how it feels dijulidin netizen. Yang parahnya, hater dan stalker ini sampai bikin akun ternak baru hanya untuk menyerang gue, dan bahkan ada yang menjadi impersonator dengan meniru nama akun gue dari @heymusafir ke @heymukafir. CREEPY!!

Kejulidan #1

Si Playing Victim

Jadi waktu itu gue membalas tweetnya netizen lain yang ternyata gue juga mengalami hal yang sama, yah, kalau ngikuti #BeattheBullies series di blog ini akan tidak asing dengan salah satu pembully gue @ivorydes. Jadi tweet gue discreenshot bawah ini memang ditujukan untuk @ivorydes yang suka ngejulidin gue selama berbulan-bulan dan men-QRT atau screenshot tweets gue. Kalau lo di posisi gue, -geram nggak guys…  Ya iyalah.. ini kan namanya udah cyberbullying, apalagi komen dia tentang gue sangat jahat dan cenderung fitnah dan menuduh atas apa yang dia tidak tahu. Merugikan gue dong!!

 

kecubung rebus

Tiba-tiba tweet gue ini dibalas dengan akun yang gue sadari ternyata baru netes. Dan dibikin hanya untuk membalas tweet gue. Hayo!! I think I know who you are… Niat amat sih  Kecubung Rebus!!

Nama Akun Ternak ini: @Kecubungrebus

situ pernah menjadi pelaku juga, bahkan sampe ngeredahin orang.
Nah, gue semakin bingung. Sebagai manusia biasa, gue juga gak suci-suci amat ya, we’re just human punya banyak kesalahan,-  mungkin memang benar gue pernah dengan tidak sengaja condescending ke netizen lain, if so – I am sorry about that, atau mungkin kadang my harmless tweets dianggap merendahkan bagi netizen berhati picik.
Gue mau nanya, apakah gue pernah bertindak seperti lo atau gerombolan lo? Membully, stalking, body shaming melakukan online harassment ke netizen yang sama dalam kurun waktu tertentu?! Secara terang-terangan pula seperti gerombolan lo lakukan ke gue. Di Twitter gue cukup independent, gue gak punya gerombolan yang akan mengeroyok netizen lain. Gerombolan lo malah dengan bangga mengatakan apa yang lo lakukan hanya trolling, shit-posting. Itu jelas, kalian manusia JAHAT.
Kurang jahat apalagi komentar si Desi Ivory ketika temannya bangga habis mentrolling gue, rada mirip-mirip sociopath dan narcissistic. Kalau lo punya moral conscience, lo gak akan ikut-ikutan atau malah mensupport perundungan.
ivory des sociopath

stalker

Kejulidan #2

Gara-gara UMPTN

Hal yang paling menyebalkan di Twitter adalah kita lebih cepat menjadi sangat reaktif dalam membalas tweet, kadang ketika berdebat dan membalas tweet dari netizen yang angkuh malah reply kita sendiri menjadi blunder atau disalah artikan karena netizen hanya menangkap sepenggal kalimat yang kadang  punya multi-interpretation tergantung perspective netizen. This is why blogging is still the best way to channel my thoughts.

Gue tercengang dengan tweet Jominang & Desi Ivory tentang UMPTN di bawah. Pertama, gue gak merasa kalau gue pernah punya ide UMPTN mah cemen. Karna if you know me, ha ha haha.. Ok, ntar gue share my old tweets biar lo ngerti maksud gue apa.

desi ivory umptn

Mungkin ini ketika gue membalas tweet @ubegebe1 tentang si Prof yang mereka benci katanya gak lulus UMPTN atau apa lah namanya. Kemudian, gue gali lagi jejak digital gue sendiri, dan GOT IT!! Ternyata Jominangg & Ivory Des stalking percakapan gak penting gue dengan @jstrikukuh ini.

Awalnya begini, gue bilang ke @ubegebe1, kalau bisa keterima PhD di Amrik aja, – UMPTN udah lewat itu mah. KARENA, – seperti, di artikel sebelumnya gue bilang kalau gue pernah kerja di universitas SG, jadi gue sedikit tau tentang hal ini. Banyak kolega gue yang meneruskan doctorate programs ke Amrik, salah satu syaratnya mereka harus punya GRE Score. GRE ini jauh lebih sulit dari UMPTN. Kalau di UMPTN soal-soalnya berupa contoh soal, sedangkan GRE ada yang namanya Reasoning Skills dan sebagainya. Sebagai orang Indonesia yang Inggris adalah bahasa ke 2 atau ke 3 kita, tentunya GRE test ini akan lebih sulit lagi. Kita akan disuruh mikir dan mengerjakan matematika dalam bahasa Inggris.

Tapi yang bikin gue lebih tercengang, si @jstrikukuh ini dengan sombongnya bilang GRE mah GAMPANG!!! Gue mulai menyadari kalau ngomong sama si @Jstrikukuh hanya buang2 waktu ketika gue tanya berkali-kali; lo pernah TEST GRE nggak?? Dia selalu bilang GRE is CEMEN.

TAPI TERNYATA SAUDARA-SAUDARA, si @JSTrikukuh yang bilang GRE lebih mudah dari UMPTN; BELOM PERNAH TEST GRE SAMA SEKALI.

Jadi, tweet after tweet gue hanya ngeladenin netizen songong ?? Uh Oh, I want my 40 minutes back!! 

Karena udah lelah, gue bilang UMPTN mah Cemen, – maksud gue SISTEM UMPTN nya. Bukan GUE yang ngerjain testnya, jawaban ini karena sudah EMPET aja meladeni si BIG MOUTH @JStrikukuh yang menggampangkan GRE padahal belum pernah test GRE sama sekali.

SEE, kenapa Jominang dan Desi Ivory hanya fokus ke gue aja? Harusnya lo caci maki juga tuh gerombolan lo @JStrikukuh. Begini, perumpamaan yang lebih gampang; ketika melihat Orang Utan kurus kering karena mereka kehilangan habitatnya, kita akan berkomentar : MANUSIA JAHAT!!

Apakah gue ngatain tiap manusia di bumi ini jahat?? TIDAK!!! Gue mengatakan MANUSIA bukan per tiap individu, don’t take things personally my dear.

GRE UMPTN

Dan, terbukti.. @JStrikukuh hanya ngebacot tanpa fakta. Kenapa?? Faktanya, GRE termasuk dalam TOP toughest exams in the world. TUH… masih ngotot bilang GRE is cemen, @JSTrikukuh?? UMPTN bahkan tidak dikenal di dunia internasional. Jangan delusional gitu deh ah. haha.

gre

Dan, please deh Desi Ivory. Kurang2in lah ngejulidin netizen. Lo nggak tau gue, tapi lo berasumsi lo mengenal gue. Gue akui gue bukan murid juara kelas selama sekolah Des. Gue nggak kayak lo yang ketika SMU memang ngotot ingin masuk PTN sampai hari-hari lo hanya les GO/LIA dan hanya belajar,belajar.

Des, gue selama SMU tukang bolos, main di kantin di jam pelajaran hahahaha. Gue hanya masuk kelas kalau gurunya asik dan nggak nyebelin. Celakanya, hampir semua guru SMU gue menyebalkan. Gue gak ada ikut2 BIMBEL kayak lo. Ketika SMU, gue gak tau tujuan hidup gue apa dan mau ke mana. Kalau lo lulus PTN, yah wajar, SELAMAT. Kerja Keras dan keuletan lo membuahkan hasil. Gue nggak iri Des. Hidup orang kan punya jalan masing-masing.

Tapi Des, menurut Prof. Feynman, kecerdasan tidak bisa diukur dari angka dan nilai. It’s more than that.

Prof Feynman

Kejulidan #3

Gerombolan elo yang MULAI

ivory des julid

Oh, – Jadi Desi Ivory mengira gue yang mulai nyamber ketika gue debat terbuka dengan @maaanmancik ? Des, sebenernya ya, kalau lo nggak perlu ikut-ikutan Julid, lo dan gue gak akan sampai sejauh ini. Karena lagi-lagi, kita bedua hanya stranger yang tidak saling kenal. Mungkin lo kudu intropeksi diri lo deh, maybe I’m not your first Julid Victim.

Begini mbak Desi, lo salah. Da Maaan lo yang mulai nyerang gue PERTAMA KALI. Mbak Des Ivory, have you heard of ‘revenge is a dish best served cold’?

Ya!! Gue menyimpan dendam ke @maaanmancik – 😀 . DIA YANG NYERANG GUE DENGAN HIS PASSIVE AGGRESIVE TWEETS. GEROMBOLAN LO YANG PERTAMA KALI MENYERANG GUE.

Tweet gue ke Da Maan lo yang ternyata seorang homofobik hanya pembalasan waktu awal2 gue dikreroyok sama gerombolan MPJ, Da Maaan lo salah satu dari mereka. Dan, SERI ya kita sekarang @@maaanmancik ?

I am done with you @maaanmancik.

NIH, NIH.. Bukti Gerombolan MPJ lo yang memulai terlebih dahulu. Mangkanya DES, … jangan SOTOY & Julid aja.

 

da mancik

crowdits bebal

Tweet gerombolan lo di atas dinamakan: Passive Aggressive Tweets. Jujur ya, gue nggak pernah punya masalah dengan @ubegebe1 sampai gue mengenal @jominangg dan Adef CS. Tweet gue ke Ubegebe1 tentang Sumbar Failed Province hanya INPUT dari gue. Kalau lo kenal gue jauh2 hari, mangkanya jangan Julid. Gue juga sering mengkritik Sumbar dan segala kekolotannya. Tapi, NGGAK ALL THE TIME kayak gerombolan lo.

Dan gue heran kenapa Tweet gue ini dikeroyok?? OH YA YA. Gue lihat, masih pemain lama. @tagarabak @Jominangg ah ya @Fajriyuneldi , sepertinya punya dendam pribadi ke gue gara-gara kisah si Adit dan Minangkabau. Please deh. Move on.

Dan kenapa ya, kalian itu seperti gak punya basic netiquette rules gitu. Nggak sopan tau mengeroyok tweets, kayak manusia primitif aja gitu lo. Gue hanya ngomen di tweet Ubegebe, malah gerombolan ikut2an menyerang tweet netral gue. Keliatan banget gerombolan lo itu suka huru hara.

Kalau lo-lo nggak ngomen dengan nada mengharassed, mungkin gue bisa menjawab dengan sopan. Tweet2 lo itu cenderung abusive. Seenaknya MENDISTORSI my original tweets. mangkanya gue bilang you guys got problem in reading comprehension.

Gue nggak bilang Sumbar KAYA, Gue nggak bilang Sumbar gak sefailed itu. Poin dari tweet sederhana gue adalah: Sumbar yang gue lihat, jurang antara si miskin dan kaya tidak terlalu tajam. THAT’S TRUE! Dan kalau kalian TIDAK SETUJU, it’s okay!!!! GAK PERLU SAMPAI DIKEROYOK DAN DIBULLY, cara kalian itu sangat primitif, tif, tiffffff. Kayak orang gak sekolah berdiskusi – yang ada malah passive aggresive comments dan gak ada yang bisa dicapai dari diskusi seperti ini. Hanya mubazir waktu.

 

sumbar failed province

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.