• Imam Khomeini Metro Station
    Asia,  blog,  Iran

    Drama Menuju Iran

    Politik yang Bergejolak

    down with usa

    Tiga hari sebelum keberangkatan ke Iran, terdengar berita kalau negara ini sedang demonstrasi besar-besaran di beberapa kotanya. Malah Donald Trump di tiap cuitannya memanas-manasin keadaan di Iran, membuat suasana semakin keruh dan tak jelas. Belum lagi pendukung Trump garis keras gemar menyebarkan berita dan foto palsu tentang keadaan Iran di sosial media, membuat Iran seolah-olah sedang bergejolak, padahal foto yang disebarkan bukan foto sebenarnya. Melainkan foto demonstrasi di Bahrain beberapa tahun yang lalu. Yang tadinya demonstrasi tentang kenaikan harga barang, tiba-tiba berita yang tersebar tentang menuntut pemerintahan sekuler.

    Meskipun tiada keraguan untuk membatalkan tiket, namun ada drama lain yang bikin saya panik, malahan kepanikan akan suasana demonstrasi di Iran terlupakan, topik paniknya berganti ke masalah visa. Salah seorang teman nyeletuk, meski paspor Indonesia hanya membutuhkan VoA, tapi kita juga harus mendaftar online dan dapat track code untuk ditunjukkan ke petugas VoA di imigrasi. Tidak lebih dari 50 jam menuju Iran, Saya akhirnya mulai panik.

    Visa Drama

    Menjelang pukul 2 dini hari kalang kabut mengisi form di website untuk e-visa. Pastinya dalam keadaan ngantuk dan harus bangun pagi untuk ngantor. Keesokan harinya menjelang makan siang, sebuah email mendarat yang isinya mengecewakan.

    Your visa application has been rejected.

    Reason for rejection: Please apply via travel agency.

    Your sincerely,

    Department of Electronic Visa,

    Ministry of Foreign Affairs.

    Islamic Republic of IRAN “